Dalam setiap interaksi dengan dunia maya (internet) dan perangkat digital, kita akan meniggalkan jejak digital. Jejak digital ada karena kita dengan sadar maupun tidak memberikan data/informasi melalui perangkat digital. Data-data tersebut tersimpan di perangkat digital yang kita gunakan atau di server.
Apakah anda menyadari kita sering mendapatkan iklan baik di website, google maupun sosial media yang berkaitan dengan apa yang sedang sering lakukan di dunia maya. Sebagai contoh anda sedang mencari tahu tentang liburan ke Bali, beberapa saat setelah itu akan muncul iklan yang berkaitan dengan Bali, penerbangan dan liburan di media sosial maupun iklan online. Hal ini bisa terjadi karena adanya jejak digital Contoh lainnya anda membeli tiket ke Bandung, selama beberapa hari setelah anda membeli tiket anda akan mendapatkan email dari website traveling mengenai tempat wisata dan rental kendaraan di Bandung, promosi hotel murah, selain itu anda akan melihat berbagai macam iklan online mengenai liburan di Bandung.
Pertanyaan lain yang muncul adalah bagaimana Google, Facebook dan website-website itu mengetahui aktifitas kita. Jawaban sederhananya, banyak website yang saling berbagi informasi dan saling membantu satu dengan yang lainnya. Facebook dan Google mempunyai layanan login yang bisa dipakai pada website ataupun aplikasi secara gratis, padahal untuk membuat layanan itu tidaklah mudah dan murah. Sebagai ‘imbalannya’ Facebook dan Google akan mendapatkan informasi dari website yang memakai layanan tersebut.
Beberapa contoh jejak digital:
- History pada browser
- Pesan Teks, video maupun suara
- Foto
- Tag , foto dan komentar pada sosial media
- History pencarian
- Tiket online
Semakin sering kita melakukan interaksi dengan perangkat digital maupun internet, jejak digital akan semakin besar. Pada masa sekarang, tidak mempunyai jejak digital sangatlah sulit. Untuk menghilangkan jejak digital, tidaklah mudah terutama jejak digital di dunia internet. Jika kita mempunya jejak digital di dunia internet, ada kemungkinan orang lain akan memiliki informasi tersebut selain itu server tempat layanan internet berada akan menyimpan data tersebut dan memiliki kopi dari data tersebut.
Di tangan yang benar jejak digital ini akan menghasilkan hal yang baik sedangkan ditangan orang yang tidak benar, informasi ini akan berbahaya. Untuk itu perlu bijaksana dalam memakai perangkat digital dan berinteraksi dengan dunia internet. Google Assitant adalah salah satu hasil dari pemanfaatan jejak digital yang bermanfaat, dengan Google Assitant kita bisa mendapatkan informasi tanpa perlu mencari, karena Google akan mencoba memprediksi apa yang kita perlukan berdasarkan kebiasan kita dan juga informasi yang pernah kita berikan.
Contoh pemanfaatan jejak digital untuk tujuan negatif:
- Black campaign lawan politik
- Memakai foto anak kecil orang lain untuk situs dewasa
- Penculikan Anak, dari jejak digital bisa diketahuu rutinitas anak maupun orang dewasa dan juga tempat-tempat yang sering dikunjungi
- Penipuan
- Mengaku sebagai orang lain terutama untuk layanan yang tidak memerlukan tatap muka.
- Foto diedit untuk hal-hal negarif
Dampak negatif jejak digital tidak selalu terasa langsung kadang muncul beberapa tahun kemudian. Misal seorang orang tua yang memposting foto anaknya yang masih bayi tidak memakai pakaian apapun, mungkin bagi orang tua hal itu lucu, tapi beberapa tahun kemudian setelah anak tersebut dewasa foto tersebut menjadi hal yang memalukan bagi anak yang di dalam foto, dan bisa menjadi sumber cyber bullying saat teman-temannya mencemooh foto tersebut.
Beberapa cara untuk mengurangi jejak digital
- Kurangi ‘posting’ di sosial media terutama hal-hal yang akan berdampak kurang baik di masa depan.
- Pastikan hanya orang yang dikenal dan dipercaya yang dapat melihat informasi anda terutama informasi yang sensitif atau rahasia.
- Bijak dalam berinternet
- Laporkan jika melihat informasi mengenai anda terekspose tanpa ijin.
- Bersihkan browser history jika memakai komputer umum.